S
|
Ekonomi
Indonesia 2012 Tetap Kuat di Tengah Ketidakpastian Global
ETKAB.GO.ID,
Berita resmi terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian
Indonesia triwulan III - 2012 tumbuh
solid 6,17 persen (y.o.y). Pertumbuha yang tetap berada pada kisaran 6 persen
ini melanjutkan kinerja positif triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh
secara berturut- turut sebesar 6,3 persen dan 6,4
persen. Secara triwulan, perekonomian pada triwulan juga tumbuh sebesar 3,21
persen dibanding triwulan sebelumnya. Dengan kiner4ja pertumbuhan yang relatif
stabil ini, kalangan ekonomi memprediksi ekonomi Indonesia tahun 2012 akan
tumbuh pada kisaran 6,2 - 6,3 persen. Meski sedikit di
bawah target APBN 2012 sebesar 6,5 persen, capaian pertumbuhan pada kisaran 6,3
persen merupakan sebuah prestasi yang patut diapresiasi karena dicapai pada
saat perekonomian global mengalami perlambatan.
P
|
Pada triwulan III
-
2012, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 2,3 persen (q.t.q) dibanding
triwulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2011, pengeluaran
konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,68 persen (y.o.y). pengeluaran konsumsi
rumah tangga ini diprediksi akan berlanjut pada triwulan IV 2012 sebagai dampak
dari adanya siklus tahunan perayaan Hari Natal dan Tahun Baru yang secara
historis memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap peningkatan daya
beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Komponen investasi langsung yang
dicerminkan oleh PMTB juga tumbuh sebesar 2,94 persen (q.t.q) dan 10,02 persen
( y.o.y). PMTB dalah semua barang modal baru yang digunakan atau dipake sebagai
alat dalam proses produksi dalam suatu negara. Membaiknya presepsi pasar,
perbaikan daya beli masyarakat, dan stabilnya kondisi makro ekonomi
diperkirakan akan melanjutkan pertumbuhan PMTB pada triwulan IV 2012 untuk
berada pada kisaran 10-11 persen (y.o.y) seperti halnya
triwulan III 2012. Apabila kec enderungan perbaikan pertumbuhan investasi ini
dapat dipertahankan, maka investasi akan menjadi salah satu komponen utama
pendorong pertumbuhan ekonomi 2012, menggantikan kinerja ekspor yang saat ini mengalami perlambatan.
Prediksi tersebut
didasarkan atas perkembangan positif data-data terkait
investasi, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Dari sisi kualitas,
kinerja penanaman modal langsung yang di - release oleh
BKPM menunjukan angka yang menggembirakan. Pada triwulan III, realisasi
penanaman modal langsung mencapai Rp. 81,8 triliun, meningkat 6,4 persen
dibanding triwulan II 2012, dan meningkat sebesar 25,1 persen dibandingkan
triwulan I 2011. Secara komulatif realisasi investasi pada januari-september 2012
mencapai Rp. 229,9 triliun, meningkat 27,0 persen dari januari -september 2011
sebesar Rp. 181,0 triliun. Ini berarti
realisasi investasi sampai dengan September 2012 telah mencapai 81,09 persen
dari target tahun 2012 sebesar Rp. 283,5 triliun. Dengan situasi makroekonomi
yang relatif stabil, target investasi 2012 diperkirakan akan terlewati.
Peningkatan
aliran investasi ini juga dibarengi dengan perbaikan kualitas investasi dalam
hal peralihan investasi pada sektor-sektor bernilai
tambah tinggi, serta penyebaran lokasi investasi. Aliran investasi secara
bertahap telah mengalami pergeseran dari investasi pada sumber daya alam
seperti pertambangan, beralih pafda industri manufaktur seperti kimia dasar,
barang kimia dan investasi. Dari sisi lokasi, aliran investasi secara bertahap
bergerak ke berbagai lokasi proyek di luar jawa sesuai dengan program
pemerintah melalui MP3EI yang mendorong pembangunan dan infranstruktur
pendukung pada koridor-koridor di liuar koridor jawa. Pertumbuhan konsumsi
rumah tangga dan investasi ini tidak dibarengi oleh komponen ekspor-impor,
perlambatan ekonomi global khususnya di negara-negara tujuan
utama ekspor nasional megakibatkan kinerja ekspor barang dan jasa mengalami
penurunan sebesar 0.19 persen (q.t.q) dibanding triwulan III-2012, atau turun
2,78 persen (y.o.y) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini
utamanya dipicu oleh melemahnya permintaan china, sebagai negara terbesar
penyerap ekspor indonesia. Selain itu, ekspor nonmigas pada triwulan-triwulan III-2012 hnya tumbuih
0,70 persen (y.o.y), jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwula III-2011 yang
mencapai 60,12 persen (y.o.y).
Kinerja ekspor
triwulan IV 2012 diperkirakan akan mengalami perbaikan meski masih dibayangi
ketidakpastian kondisi perekonomian global hal ini dilandasi oleh adanya
indikasi membaiknya perekonomian beberapa negara mitra dagang utama, khususnya
china, yang tercermin dari perbaikan 3 indikator ekonomi yaitu pertumbuhan
produksi industri dari 8,9 persen menjadi 9,2 persen, investasi aktiva tetp
dari 20,2 persen menjadi 20,5 persen dan penjualan ritel naik dari 13,2 persen
menjadi 14,2 persen. Komponen pertumbuhan yang juga mengalami penurunan adalah
pengeluaran pemerintah yang sebesar 0,07 persen (q.t.q), atau turun 3,22 persen
(y.o.y) dibanding tahun sebelumnya. Namun, komponen ini diperkirakan akan
meningkat pada triwulan IV 2012 mengingat pada tahun-tahun sebelumnya
pengeluaran pemerintah selalu meningkat pada akhir tahun. Realisasi pengeluaran
belanja pemerintah khususnya yang berasal dari pengeluaran belanja pegawai dan
belanja barang pemerintah sipil akan memberikan kontribusi yang ckup besar
dalam mendukung pembentukan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2012.
Perkembangan
komponen-komponen
pertumbuhan meliputi konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan kinerja
ekspor memberikan landasan yang cukup solid bagi perekonomian Indonesia untuk
tumbuh pada kisaran 6 persen meski saat ini kondisi perekonomian global telah
mengalami perlambatan, khususnya di kawasan Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Dalam Worl Economic Outlook (WEO) yang dirilis oktober 2012, IMF menurunkan
prediksi pertumbuhan ekonomi global sehingga untuk tahun ini pertumbuhan
ekonomi global hanya akan mencapai 3,3 persen, sedangkan perekonomian Amerika
Serikat (AS) diproyeksikan hanya akan tumbuh 2,2 persen, dan pertumbuhan China
melambat menjadi hanya 7,8 persen. Laporan tersebut senada dengan pernyataan
Perdana Menteri China Wen Jiabao yang memprediksi ekonomi China hanya akan
tumbuh 7,5 persen pada 2012.
Perkembangan
kondisi global dan terjaganya komponen-komponen
pertumbuhan menempatkan Indonesia pada posisi yang kuat dalam percaturan
ekonomi global. Dalam konteks regional kawasan Asia Tenggara, pertumbuhan
Ekonomi Indonesia paling tinggi dibanding negara lain dalam kelompok asean5 (Indonesia,Thailand,
Malaysia,Filipina,dan Vietnam) yang diprediksi hanya tumbuh 5,4 persen. Dalam
kawasan Asia, pertumbuhan Ekonomi Indonesia hanya dibawah China dan bahkan
mampu India.
Pencapaian
positif ini sudah selayaknya untuk diapresiasi tanpa harus terlena berpuas
diri. Kodisi perekonomian global yang belum pulih dan adanya kemungkinan
perluasan intensitas dan skala krisis membuat kita semua harus tetap waspada
dan berhati-hati
dalam menyikapi perkembangan yang ada. Tetap menjaga kestabilan dan kekuatan
fundamental ekonomi melalui peningkatan iklim investasi denagn pembangunan
infrastruktur dan pembenahan jalur birokrasi investasi, serta peningkatan
kualitas belanja pemerintah menjadi beberapa agenda kebijakan pokok yang harus
dijalankan untuk menjaga dan meningkatkan Trend serta kualitas pertumbuhan
ekonomi tahun 2012 dan 2013. (DDW/Asdep Bidang Ekonomi Makro,Keuangan dan
Ketahanan Pangan Deputi Bidang Perekonomian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar